oleh GEDE PRAMA
Resi manajemen Gede Prama berhasil memukau peserta seminar The Power of Self Mastery, Kamis kemarin, di Patra Jasa. Dengan joke-joke segar dan sentuhan-sentuhan spiritualitas yang bernas, ia memberikan “sesuatu yang lain” dalam dunia manajemen. Kalau biasanya pakar manajemen bicara soal hasil (result) dan mengandalkan faktor kompetensi, maka Gede lebih sering bicara soal hati dan proses.
“Harapan adalah ibunya kekecewaan,” katanya. Itulah sebabnya, ia menyarankan agar gambaran positif yang harus dibangun oleh pikiran bukan dalam konteks harapan, melainkan niat. Dengan begitu, orang tidak akan kecewa kalau yang dicapai tidak setingkat dengan yang digambarkan. “Kita tidak selalu sampai pada tujuan. Yang penting kita membangun gambaran yang positif, kemudian kita berjalan dan berjalan….,” katanya.
Gede Prama menjelaskan tentang logika penemuan (logic of discovery) bukan tentang logika kesempurnaan (logic of perfection). Dengan begitu, orang tidak perlu mengalami stres kalau tidak mencapai tujuan, karena semua itu adalah proses.
Ia pun menekankan, bahwa kehidupan bukanlah masalah. “Hampir semua masalah dalam kehidupan ini justru kita ciptakan sendiri. Semua ini tergantung dari bagaimana kita memandang kehidupan. Karena itu hati-hati mengembangkan model kehidupan.”
Kesalahan membangun model kehidupan (model of life), menurut dia, akan membuat orang memandang kehidupan ini secara negatif. Orang seperti itu akan melihat kehidupan sebagai sumber masalah, padahal justru dia sering yang menciptakan masalah itu.
Dalam perspektif Gede Prama, kehidupan ini sudah sempurna, karena itu jangan diperkosa dengan keinginan-keinginan yang tidak perlu. Kehidupan selalu memberi peluang dan orang yang gagal adalah orang yang buta dan tuli terhadap peluang tersebut.
Untuk mencapai kehidupan yang tulus, orang harus terbebas dari keterikatan. “Keterikatan membuat kita miskin,” katanya. Salah satu faktor yang sering membuat orang terikat adalah pikiran. Selain sebagai sarana kemajuan, pikiran juga sebagai pembatas, seperti langit-langit rumah yang membatasi pandangan keluar. Orang harus terbebas dari langit-langit itu agar bisa melihat keluar dan mempunyai cakrawala yang luas. Hal itu hanya bisa dicapai dengan landasan ketulusan hati. Dua syarat yang lain adalah independent dan indiffident. Orang harus bebas dari keterikatan- keterikatan (independent) dan perilaku yang biasa saja (indiffident).
Acara yang diselenggarakan oleh Seminar Club tersebut, menurut rencana akan digelar tiap satu bulan sekali.
Sumber : Suara Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar