
Hujan rintik-rintik dan udara dingin membuat ruang kafe HOHOHO di tempat di mana Gimin dan Giman nongkron saat itu, semakin dingin.
Nah sementara ngobrol….kopi mix panas yang mereka pesan datang. Asyik sekali mereka ngobrol kurang lebih satu jam sambil ngemil kripik singkong yang gurih dan renyah, obralan yang gak jelas ujung pangkalnya….maklumlah sudah lama tidak berjumpa dan jarang-jarang bisa ada moment seperti ini di tengah kesibukan ynag padat mereka berdua. Jadi ya cerita pengalaman-pengalaman terakhir selama kami tidak berjumpa
Sambil nyruput kopi panas…...hening……sesaat hening.......terdengar suara musik dari TV 29 inchi yang ada di ruang tersebut……terdengar lebih jelas. Gimin teman lamu….tetap diam pandangannya tertujuh pada TV itu, atau tepatnya menerawang jauh menembus gambar yang ada di layer TV. Pandangannya kosong sesaat. Dan terpecahkan oleh helaan nafas yang dalam dan keluarlah kata-kata dari bibirnya “Pernah nggak mengalami stagnan?” tanya Gimin datar, “Maksudmu?” Giman balas pertanyaan itu. “ya……merasa hidup begini-begini aja, rasanya mandeg, macet, cuma segini aja!?” lanjutnya “apa yang aku lakukan hambar gak ada rasanya. “Gak ada rasanya?” tanya Giman menyelidik “Mungkin lebih tepatnya aku gak merasakan greget. Semua berjalan begitu saja, mekanis sekali” Gimin menambahi alasannya. “Terus?” tanyaku ”Ada saran apa, atau masukkan apa untuk aku. Kamu pernahkan mengalami seperti ini?”
Sambil memberi kode untuk tunggu sebentar, Giman berjalan pantry kafe HOHOHO, terlihat beberapa saat ngobrol dengan seorang waiters, dan beberapa detik kemudian Giman menerima buah tomat dari waiters tersebut dan berjalan kembali menuju tempat dia dengan Gimin ngobrol. Lalu buah tomat itu diberikan kepada Gimin.
Gimin memainkan buah tomat itu di tangannya, tanpa kata.......tapi jelas terlihat bahasa di wajahnya penuh tanya. ”Kalo tomat itu diberikan kepadamu dan jadi milikmu, apa yang bisa kamu lakukan dengan tomat itu?” Giman membuka pembicara lagi. ”dibuang aja, lah wong aku gak suka tomat kok.” jawab Gimin asal-asalan ”Ok, telepas dari suka atau gak suka, bisa kau apakan tomat itu? Atau bayangkan kamu suka buah tomat”
”Diberikan ke orang lain” ”kalau untuk kamu sendiri?” kejar Giman
”Langsung dimakan mentah”....... ”terus?”
”Buat es tomat”...... ”yang lain lagi?”
”Buat jus tomat”......”lalu?”
”Sambel tomat”.........”ide yang lain?”
”Lalapan”........”masih ada lagi?”
”Pelengkap masak, sayuran”......”ok..ok.... Nah, sekarang kau ganti buah tomat itu dengan dirimu, dengan segala persoalanmu : Gimin yang sedang merasa stagnan, Gimin yang gak ada rasa, kurang greget, mekanis atau apalah itu sebutannya?”
Gimin tersenyum sambil menunjuk-nunjuk Giman. ”Ada klik apa? Ada insight?” Giman ingin tahu arti senyum si Gimin. Gimin manggut-manggut tanpa kata tapi tetap ada senyuman di wajahnya.
Gimin mengangkat cangkir kopi mix dan menikmati dua tegukan seraya memejamkan mata disusul tarikan nafas yang dalam. “Thanks ya Man, atas buah tomat darimu sore ini!” Kemudian mereka terlibat kembali dalam obrolan yang asyik dan kian menggairahkan. Gimin terlihat lebih antusias menceritakan klik yang ada dibenaknya. Dan orbrolan dua teman lama itu harus berhenti ketika putra bungsu Giman muncul, pertanda mereka harus pulang.
Dan mereka pun janjian untuk keep contact dan lain hari bisa bertemu untuk ngobrol lagi.
***
Nah........sekarang, jika Anda dalam posisi Gimin atau mengalami saat-saat seperti Gimin (hehehe........ bukan bermaksud mnyamakan Anda dengan Gimin lho.....)
Insight, klik atau pembelajaran apa yang bisa Anda petik dari analogi Buah Tomat yang sodorkan Giman kepada Gimin?
Sudah dapat sesuatu?
(emang gua pikirin!...........)
Hehehe........tapi kalo masih berminat meneruskan membaca silahkan menuju halaman berikutnya.........................
(Buku Harian Gimin)
Hari ini..........terima kasih Tuhan, Kau ingatkan diriku melalui perjumpaanku dengan Giman, melalui BUAH TOMAT yang diberikan kepadaku.
Saat Tomat ada ditanganku = saat Masalah Hidup ”X” menimpahku.............
aku dapat melakukan apa saja semauku..........respon apapun bisa aku pilih.........:
1. ”dibuang aja, lah wong aku gak suka tomat kok”
Iya, kalo aku gak suka, aku bisa saja membuangnya.......tidak menghiraukannya.........
Aku gak suka tomat, inginnya apel......jika sekarang yang ada tomat sebaiknya aku buang saja aku butuh apel........
Ini di luar ekspektasiku maka tidak aku hiruakan, aku buang saja seperti tomat yang tidak aku suka..........”aku ingin apel.”
Tetapi faktanya sekarang ini yang ada tomat......
Faktanya Masalah Hidup yang tidak aku suka, tidak aku harapkan muncul......seperti tomat yang aku terima......................................................tidak aku hiraukan?
Muncul lagi.......................................................................aku buang?
Datang lagi...............................................????
“ya……ini yang membuat aku merasa hidup begini-begini aja, rasanya mandeg, macet, cuma segini aja, seolah tidak ada progress !?”
“seakan hambar gak ada rasanya.”
“tidak ketemu gregetnya.”
”Semua berjalan begitu saja, mekanis sekali”
Bagaimana jadi berasa?
Bagaimana menemukan greget?
Bagaimana penuh dinamika?
Kalau lari darinya, kalau menghindarinya........
Tidak suka.....???
Suka tidak suka, saat ini yang ada adalah Tomat bukan apel....
Suka tidak suka saat ini yang ada adalah masalah hidup ”X” bukan ”Y” seperti yang aku ingini............
Suka tidak suka, aku harus menerimanya
Suka tidak suka, aku mesti menghadapinya
Bukan tidak dihiraukan, bukan dibuang...........pertanda lari dari fakta yang harus kulalui,
Apalagi...........
2. ”Diberikan ke orang lain”
Berbagi sesuatu kepada orang lain memang baik.
Tapi dalam konteks ini mestinya aku tidak melemparkan tanggung jawab itu ke orang lain........tidak menyalahkan keadaan.........................
Dari point 1 dan 2 aku tidak mendapat apa.....yang ada mungkin hanya mengeluh!
Dan hari ini Giman, mengajak untuk mengkritis rasa mandek, kurang greget dan mekanis tersebut dengan cara pandang yang lain.........
3. ”langsung dimakan sampai dengan untuk pelengkap masak sayuran”
Kemampuan menerima apa adanya sebuah persoalan memampukan diri ini untuk melihat peluang bagaimana kemungkinan menyelesaikannya, memandang kemungkinan untuk menemukan cara-cara baru untuk maknainya..............
Seperti halnya memiliki BUAH TOMAT ketika fokus bagaimana kita dapat menikmati buah tersebut, banyak cara bisa dilakukan. (dimakan langsung, es tomat, jus tomat, sambel tomat, Lalapan , Pelengkap masak, sayuran)
Demikian halnya ketika aku fokus bagaimana cara mengahadapi dan mencari penyelesai MASALAH HIDUP maka banyak cara yang bisa aku pilih. Dan terlebih lagi, ketika aku mampu menerima apapun hasilnya.........inilah saat aku bisa belajar menikmati dan memaknai sebuah usaha......inilah yang memunculkan rasa..............inilah yang menjadikan sebuah proses yang penuh dinamika..........
Mencoba............lalu belajar apa?
Mencoba............lalu temukan makna apa?
Terima kasih Giman, terima kasih tomat, terima kasih Tuhan.........
Saat ini aku bersyukur.......
semoga aku semakin mampu memandang Masalah dari berbagai sudut pandang
semoga aku semakin kreatif untuk tema cara penyelesai masalah
Sekarang aku bersyukur dan memilih untuk mampukan diri memunculkan rasa, menciptakan greget dan menikmati dinamika HIDUP dengan MASALAH-MASALAHNYA.
Terima kasih, sekarang Gimin mau bobok yang nyenyak karena sudah ngantuk...hehehe
(Akhir buku harian Gimin untuk hari ini)
Oleh : AMBROsius BATA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar